Palu — Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako terus menunjukkan komitmennya dalam memperluas akses pendidikan tinggi dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Sulawesi Tengah melalui program-program strategis. Salah satu langkah terbaru adalah silaturahmi dan audiensi yang dilakukan bersama Ibu Wakil Gubernur Sulawesi Tengah, dr. Reny Arniwaty Lamadjido, Sp.PK., M.Kes., yang berlangsung dalam suasana hangat dan penuh semangat kolaborasi.
Pertemuan tersebut dihadiri langsung oleh Wakil Dekan FKIP Bidang Akademik, Dr. Sahrul Saehana, S.Pd., M.Si., dan Ketua Humas dan Kerja Sama FKIP, Dr. Minarni Nongtji, S.Pd., M.Si. Keduanya memaparkan rencana inisiasi kerja sama pelaksanaan Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL), sebuah program yang memberikan peluang bagi masyarakat berpengalaman kerja atau telah mengikuti pembelajaran nonformal untuk memperoleh pengakuan akademik secara formal.
Dalam sambutannya, Ibu Wakil Gubernur menyambut baik inisiatif ini dan menyatakan bahwa program RPL sejalan dengan visi Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah dalam mendorong percepatan peningkatan kualitas SDM di bidang pendidikan, khususnya di wilayah-wilayah yang masih memiliki keterbatasan akses pendidikan tinggi. “Ini adalah terobosan yang sangat relevan bagi masyarakat kita, terutama bagi para tenaga kerja dan pelaku lapangan yang ingin melanjutkan studi tanpa harus mengulang pembelajaran yang telah mereka kuasai lewat pengalaman,” ujar beliau.
Program RPL memungkinkan konversi pengalaman kerja atau pelatihan menjadi Satuan Kredit Semester (SKS) yang diakui dalam proses perkuliahan. Dengan demikian, peserta dapat melanjutkan pendidikan tinggi dengan lebih efisien, baik dari segi waktu maupun biaya. FKIP UNTAD dalam hal ini siap menjadi pelaksana program yang berkualitas dan berstandar nasional.
Pertemuan ini diakhiri dengan kesepahaman awal untuk menjalin kerja sama formal ke depan, termasuk penjajakan nota kesepahaman (MoU) dan rencana pilot project pelaksanaan RPL di sektor-sektor prioritas daerah. Kolaborasi ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam membangun masa depan pendidikan yang lebih inklusif, relevan, dan berkeadilan di Sulawesi Tengah.