Palu – Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Tadulako (Untad) sukses menyelenggarakan Gelar Karya Proyek Kepemimpinan bagi mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (PPG) Gelombang 2 Tahun 2024. Kegiatan ini berlangsung meriah pada Rabu (4/6/2025) di Auditorium Untad dan mengusung tema “Inovasi Praktik Pembelajaran Berbasis Lingkungan Hidup dalam Pendidikan Profesi Guru”.
Sebanyak 428 peserta dari 11 program studi berpartisipasi dalam kegiatan ini, membentuk 44 stand proyek yang merepresentasikan hasil kerja kolaboratif mahasiswa bersama sekolah maupun komunitas tempat mereka menjalani praktik. Program studi yang terlibat antara lain Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Bahasa Inggris, Biologi, Fisika, Kimia, Matematika, Ekonomi, PPKn, PG-PAUD, Bimbingan dan Konseling, serta Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi (PJKR).
Kegiatan ini bukan sekadar bentuk penilaian akademik, melainkan juga ajang unjuk karya dan perwujudan kepemimpinan yang dikembangkan mahasiswa selama masa studi. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Untad, Dr. Ir. Sagaf Djalalembah, M.P, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan kegiatan yang tidak hanya mengedepankan kompetensi pedagogis, tetapi juga melatih sensitivitas sosial dan jiwa kewirausahaan.
“Guru di masyarakat memiliki banyak peran—tidak hanya sebagai pengajar di kelas, tapi juga pemimpin informal yang harus mampu beradaptasi dengan berbagai kebutuhan. Kegiatan ini menjadi bekal penting, bahkan jika mereka tidak terserap sebagai guru, karya ini dapat dikembangkan dalam dunia usaha,” tegasnya.
Sementara itu, Wakil Dekan FKIP Bidang Akademik, Dr. Sahrul Saehana, M.Si, menekankan pentingnya kegiatan ini sebagai penentu kelulusan mahasiswa dalam mata kuliah Proyek Kepemimpinan. Ia menjelaskan bahwa proyek ini dirancang untuk dilaksanakan di luar lingkungan sekolah formal, sebagai bentuk penerapan pembelajaran yang kontekstual dan berbasis komunitas.
“Sebanyak 44 stand ini berisi karya orisinal mahasiswa yang telah mereka rancang dan implementasikan selama praktik di komunitas. Penilaian dilakukan secara langsung oleh dosen pengampu, dan kami mendorong agar seluruh dosen segera menginput nilai ke sistem LMS untuk menghindari kendala administratif,” jelas Dr. Sahrul.
Lebih jauh, ia mengingatkan bahwa kelulusan mahasiswa sangat bergantung pada ketuntasan tugas akademik, mengingat biaya PPG Mandiri yang cukup besar jika harus mengulang. “Harapan kami, tidak ada mahasiswa yang harus remedial karena proyek ini adalah bentuk final dari rangkaian proses belajar mereka,” tambahnya.
Karya-karya yang ditampilkan tidak hanya menunjukkan inovasi dalam metode pembelajaran, namun juga memperlihatkan keterpaduan antara ilmu pendidikan dan kepedulian terhadap isu lingkungan. Poster, media pembelajaran, hingga produk kreatif berbasis daur ulang dan edukasi lingkungan, menjadi bukti nyata bahwa mahasiswa PPG tidak hanya menguasai teori, tetapi juga mampu menyampaikan pesan pendidikan melalui aksi nyata.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh para kepala sekolah, guru pembimbing dari berbagai jenjang, serta pengelola program PPG FKIP Untad. Diskusi terbuka antara mahasiswa dan tamu undangan di akhir acara memberikan ruang refleksi dan pertukaran ide tentang bagaimana guru masa depan dapat menjadi agen perubahan, terutama dalam konteks daerah-daerah yang memerlukan inovasi dan kepemimpinan pendidikan.
Dengan berakhirnya gelar karya ini, FKIP Untad menunjukkan komitmennya dalam mencetak calon pendidik yang tidak hanya kompeten di bidangnya, tetapi juga peka terhadap tantangan sosial dan lingkungan. Inovasi, kepemimpinan, dan kolaborasi menjadi kunci utama yang ditanamkan melalui proses pendidikan profesi yang berkelanjutan.